Kenapa ya ada saja orang yang punya ide mempersulit sesuatu yang mudah

Sebelum Tulisan Dimulai…

Kisah ini hanyalah kejadian fiktif belaka, jika ada kesamaan dengan tempat, pelaku, dan waktunya maka itu hanyalah suatu ketidaksengajaan.

Tulisan Sesudah Sebelum Tulisan Dimulai…
Ada 2 orang mahasiswa (sebenernya 3 tetapi dijadikan 2 karena yang 1 lagi tidak begitu berperan). seorang bernama sebut saja Patrush (bukan! bukan Patrush yang ini!). Dan seorang lagi bernama Coky (bukan nama sebenarnya, dan lagi² saya katakan, bukan Coky yang ini.)

Mereka diberi tugas oleh seorang dosennya (sebaiknya tidak perlu diberi nama dosen ini, gak penting). Sang dosen ini mempunyai ide untuk memberikan tugas kepada Patrush dan Coky yang berjudul: SMS Gateway Untuk Pemesanan Pempek”.

Ok, akhirnya 2 sahabat ini menjalankan tugas dari sang dosen. Akhirnya mereka terlibat percakapan yang seru.

“Sebaiknya, SMS Gateway ini dibuat dengan harga Rp500/SMS yang masuk,” ujar Coky. “Ok!” ujar Patrush, “coba kita urutkan bagaimana pemesanannya”:

format SMS:
PESAN<spasi>[JENIS PEMPEK]<spasi>[JUMLAH]<spasi>[ALAMAT PEMESAN]

Pemesan mengetik: PESAN<spasi>LENJER<spasi>6<spasi>JL. SORE-SORE NO. 68

SMS balasan: PESANAN TERSEDIA, SILAHKAN TUNGGU.

“Dan, pengiriman berhasil!!!” Teriak mereka berdua.

Akhirnya tugas ini diajukan dan dipakai oleh salah satu toko pempek ternama. Dan pemesanan pempek ini diumumkan di berbagai surat kabar, pamflet, dan spanduk-spanduk. Karena dengan bangganya toko pempek tersebut mempunyai cara yang “canggih” untuk memesan pempek.

Dan yang terjadi…
Begitu banyak SMS yang masuk, dan Anda tahu?? ternyata ada yang dari luar kota, malah luar pulau?? Loh bagaimana cara mengantar pempeknya??

Malah ada anak kecil yang SMS bohong²an memesan banyak sekali pempek dan akhirnya si pengantar pempek tidak mendapati alamat yang diberikan di SMS tersebut. Karena SMS itu sendiri tidak mempunyai pendeteksi apakah data yang dikirim valid atau tidak, benar-benar memesan atau sekedar iseng.

Efisienkah??
Banyak orang yang mengagung-agungkan SMS Gateway sebagai alat yang “canggih”, sehingga sangat ingin sekali apa-apa memakai SMS, termasuklah diantaranya dosen yang menyuruh 2 orang sahabat di atas.

Padahal ada cara yang lebih efisien, suatu cara yang bisa membuat komunikasi 2 arah secara langsung, komunikasi yang telah dari dulu dilakukan oleh toko pempek tersebut, cuma karena tidak “canggih” jadi diabaikan.

Yaitu: Telepon.

Tulisan Sesudah Tulisan…
Memang SMS Gateway akan lebih efisien untuk polling dan pengumpulan data. Tetapi untuk pemesanan makanan antar seperti kejadian diatas?? Ha ha…

Ini cuma opini saya. Ada masukan??

INGAT! Kisah ini hanyalah fiktif belaka