Menunggu bangkitnya Indonesia

Sebelum Tulisan Dimulai…

Alkisah, di atas kapal kecil di tengah laut, berbincang-bincanglah tiga orang penumpang. Kebetulan mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Amerika.

“Sepertinya, kapal kita bakal tenggelam. Mungkin karena muatannya terlalu berat,” si Malaysia memulai percakapan.

“Wah, kalau begitu, kita harus mengurangi muatan,” usul si Indonesia.

“Jangan khawatir, teman-teman,” sahut si Amerika sambil berdiri. “Saya membawa setumpuk celana jins dari Amerika. Semuanya akan saya buang ke laut. Di negara saya, yang seperti itu sih banyak. Murah-murah lagi.” Setumpuk celana jins pun dibuang oleh si Amerika ke laut.

Beberapa menit kemudian, si Malaysia kembali berkata, “Kapal ini masih mungkin tenggelam. Rupa-rupanya muatannya masih terlalu berat.”

“Jangan khawatir, teman-teman,” giliran si Indonesia yang menjawab seraya berdiri. “Saya membawa setumpuk baju batik dari Indonesia. Semuanya akan saya buang ke laut. Di negara saya, yang seperti itu sih banyak. Murah-murah lagi.” Setumpuk baju batik pun dibuang oleh si Indonesia ke laut.

Ternyata kapal kecil itu tetap saja terancam tenggelam, karena memang muatannya terlalu berat. Langsung saja si Malaysia dilirik oleh si Amerika maupun si Indonesia. si Malaysia pun tahu diri. Sertamerta ia berdiri.

“Mohon maaf, saya tidak membawa apa-apa,” ujar si Malaysia. “Tetapi, saya tidak akan tinggal diam.” Usai bicara, tiba-tiba saja si Malaysia mendorong si Indonesia sehingga jatuh ke laut.

“Hei, mengapa si Indonesia itu didorong ke laut?” ungkap si Amerika dengan penuh keheranan.

“Jangan khawatir, teman,” balas si Malaysia dengan tenang, “Di negara saya, yang seperti itu sih banyak. Murah-murah lagi.” (( 10 Jurus Terlarang – Ippho Santosa halaman 104-105 ))

Tahan tertawa Anda!

Saya bilang tahan!

Begitulah, merek Indonesia sering menjadi bahan olok-olok. Maklum, membawa nama Indonesia itu berat.

Tulisan Sesudah Sebelum Tulisan Dimulai…
Tulisan ini ada sangkut-pautnya dengan yang dialami akhir-akhir ini. Tentang Indonesia-ku…

Pernah dengar slogan: Malaysia Truly Asia? Slogan yang beberapa tahun terakhir ini sibuk dipasarkan oleh Malaysia ke seluruh pelosok dunia.

Slogan Truly Asia (Asia yang Sesungguhnya) benarkah pantas disandang oleh Malaysia? Padahal kalau seandainya Anda melihat segi pembauran etnis di Indonesia, Anda akan melihat Indonesia jauh lebih membumi ketimbang Malaysia.

Namun, jika dilihat dari pemanfaatan keragaman etnis dan kultur sebagai nilai jual wisata, Indonesia tertinggal jauh.

Seandainya Anda mempunyai sebuah ide yang Anda kira tidak bermanfaat bagi Anda, lalu Anda melupakan sebuah ide itu begitu saja. Ternyata sebuah ide tersebut dimanfaatkan orang lain agar menjadi sesuatu yang bermanfaat. Apa yang Anda lakukan?

Lagu Rasa Sayange adalah lagu Indonesia yang tidak dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mempromosikan Indonesia.

Yah, apa mau dikata. Benarkah Indonesia bersungguh-sungguh ingin mempromosikan budaya Indonesia? Kalau memang mau, kenapa lagu Rasa Sayang tidak dipromosikan menjadi lagu pariwisata Indonesia? Kenapa malah Malaysia yang mempromosikannya? (yang kalau versi Malaysia menjadi Rasa Sayang Hey).

Atau Indonesia cuma menjadi produsen film bokep, porno, seks?? Sungguh menyedihkan jika akhirnya hanya seperti itu.

Dan jika melihat di Malaysia sana (tahu dari temen yang keluarganya di Malaysia) internet di sana sangatlah murah (sekitar 200rb/bulan untuk koneksi 1Mbps). Sedangkan di Indonesia?? ha ha… Internet dijadikan bisnis untuk memperkaya perusahaan monopoli telekomunikasi di Indonesia yang selalu mengatakan: kami merugi. Internet di Indonesia bukan sebagai sarana pendidikan

Yang jelas, ini adalah pelajaran berharga untuk Indonesia-ku. Indonesia tercinta yang belum bangkit-bangkit juga dari keterpurukannya. Saya orang yang paling suka menunggu kebangkitan sesuatu, maklum saya menunggu Inter Milan menjadi jawara serie: A dan segagah sekarang semenjak tahun 1998. Inter aja bisa, Indonesia kapan?? (eh hari Kebangkitan Nasional kapan yah??)

Tidak hanya menunggu. Minimal bangkitkan semangat pada diri Anda dalam hal apa pun. Mulailah dari hati, mulai dari diri sendiri, mulailah sekarang juga